Posts

Showing posts from March, 2018

PPKI Milenial

PPKI Milenial Berlin, 25/02/18. Tahun 2018 ini dipandang sebagai tahun politik karena negara kita akan mengadakan pilkada serentak di seluruh Indonesia. Berkaca pada pilkada DKI tahun lalu, yg hanya memilih guna menentukan 1 pasangan kepala daerah saja telah membuat masyarakat kita terbelah.  Isu SARA apakah by design atau tidak berseliweran di lini masa. Media massa ada yg tetap menjaga kenetralannya namun tidak sedikit yg bias. Setiap warga apakah itu warga DKI atau luar DKI yg nyata-nyata tidak mempunyai hak pilih juga turut ambil bagian menjelma sebagai reporter reshare berita di medsos yang kerap tidak tahu lagi apakah valid atau hoax.  Sepanjang isi berita mampu menyenangkan syahwat afiliasi politiknya maka masa bodo itu patut, saru atau kebablasan. Yang penting bila sudah memposting berita maka tunailah sudah kewajiban membela identitas keagamaannya. Membela agama adalah suatu kewajiban suci katanya.  Tweetwar dan postingwar di medsos merupakan ladang ibadah b

Kentut Gua Merdu Gak ya?

Kentut Gua Merdu Gak ya? Berlin, 24/03/18. Sore ini, aku iseng membuka youtube pengen lihat acara post tayang Indonesian Idol di stasiun TV nasional. Alkisah para juri selalu memuji penyanyi remaja asal kota Medan yg masih berusia 16 tahun. Standing ovation berkali-kali diberikan kepada Maria setiap tampil hingga puncaknya saat kontestan ini menyanyikan lagu yg berjudul Never Enough yg dipopulerkan oleh Loren Allred dalam film musikal The Greatest Showman dgn pemeran utama Hugh Jackman. Sudah 8,2 juta viewers melihat tayangan penampilan gadis berdarah batak tsb bahkan suara merdu grandenya sampai ketelinga Loren Allred. Sang penyanyi aslipun menyempatkan diri menghubungi Maria via telpon dan ditayangkan live oleh stasiun TV tsb, menyapa Maria dan berdoa semoga karir gadis belia tsb dapat semakin bersinar dikemudian hari. Allred sendiri sebagai penyanyi profesional mengakui tingkat kesulitan lagu Never Enough ini sangat tinggi dan awalnya cukup sulit menguasainya. Dia sangat kagum de

Kiblatnya para Gibol

Image
Kiblatnya para Gibol Munchen, 18/03/18. Setiap kali aku melihat megahnya stadion olah raga dibeberapa negara Eropa, aku sangat kagum tidak hanya karena arsitekturnya yg indah juga karena kepiawaian pengelola gedung menghelat acara dan mengatur arus kerumunan serta pengendalian ulah penonton fanatik sepak bola (crowd management). Lihatlah ketika event akan berlangsung, penjualan tiket online jauh-jauh hari sudah ditawarkan dgn pembatasan jumlah penonton sesuai kapasitas gedung. Seluruh moda transportasi publik tersedia dari segenap penjuru mata angin menuju stadion. Kendaraan pribadi bahkan bagi pejalan kaki diberikan akses mudah mencapai stadion. Secara bersamaan puluhan bahkan ratusan ribu holigan berdatangan masuk melalui banyak alur antrian dari halaman luar hingga pintu masuk ibarat barisan semut berbondong memburu manisnya aroma cicipan. Eskalasi kedatangan diatur secara perlahan, merangsek, berdesakan dan memadat namun tetap mengalir masuk berputar dari satu lorong ke loron

Selamat Tahun Baru Saka 1940

Selamat Tahun Baru Saka 1940 Berlin, 17/03/18. Hari Jumat pagi ini banyak pesan masuk pada beberapa whatsapp group (wag) yg ada di smartphone dan timeline medsosku. Members dan followers pada kompak memberikan ucapan selamat kepada saudara kita umat hindu yg sedang merayakan Tahun Baru Saka 1940, dengan doa dan harapan semoga Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan wara nugraha-Nya.  Diakhiri dengan kata penutup, Amiin...dan tak lupa menyisipkan emoji yg memberi kesan penuh kehangatan. Aku yg terlambat membaca greetings ini karena perbedaan waktu dengan Indonesia,  entah kenapa merasa bercampur aduk melihatnya. Senang sekali dengan sikap sesama anak bangsa yg begitu tulusnya memberikan selamat sebagai wujud toleransi antar umat beragama. Namun terbersit tanda tanya dalam hati, semua saudara muslim dan nonmuslimku di dalam wag tanpa terkecuali baik yg sangat alim, alim, cukup alim dan kadarkum alimnya alias (kadang sadar kadang kumat) mengucapkan selamat hari raya umat Hindu tsb wala

Blogger Pemula

Image
Blogger Pemula Berlin, 15/03/18. Sejak mulai memberanikan diri menulis apa saja yg ada dikepala dan dituangkan di media sosial, aku menyadari akan sangat sulit untuk mengajak viewers mengklik tulisan "continue reading" pada laman facebook dan membaca sebuah kisah sampai tuntas hingga paragraf terakhir. Apalagi berharap untuk membuka link blog yg sengaja dicantumkan sebagai penutup suatu cerita. Walaupun dgn upaya membuat teaser yg rada bombastis pada paragraf pertama dan judul yg sedikit provokatif serta upload gambar yg tidak lazim. Rasanya membaca sebuah narasi dimedsos bukanlah sesuatu yg menarik dan perlu, terlebih dalam suasana yg serba rush hour di jaman modern ini. Don't waste your time. All information you need is provided by mr. Google. Terlebih tulisan pendek tsb tidaklah menarik apalagi ditulis oleh seorang pemula. Keadaan itu sangatlah dimaklumi terlebih masyarakat kita belum dapat disebut berada pada fase budaya literasi. Jangan terlalu banyak ber

Guter Start in Deutschland

Image
Guter Start in Deutschland Berlin, 04/02/18. Mengawali suatu kehidupan baru bagi calon mahasiswa Indonesia utk studi di Jerman dipandang perlu dibekali tips dan trik agar dapat melaluinya dengan aman, nyaman dan sukses. Untuk itulah Indonesisches Weisheits- und Kulturzentrum (IWKZ) atau Pusat Kearifan dan Kebudayaan Indonesia Jerman secara rutin tahunan mengadakan acara diseminasi dengan nara sumber dari jajaran KBRI yg relevan dan berbagai komunitas masyarakat Indonesia di Berlin. Walaupun biaya kuliah di Jerman cukup minim  bahkan bisa dikatakan gratis bila dibandingkan dgn negara lainnya namun satu hal yg patut diingat bahwa tingkat kegagalan mahasiswa Indonesia studi di Jerman sangatlah tinggi. Faktor kegagalan tidak hanya karena ketidakcakapan berbahasa tetapi juga karena kurangnya kedisiplinan, kemandirian, kerja keras dan disorientasi karena pengaruh lingkungan yg sangat nyaman. Sebagaimana dikatakan para ahli, Indonesia menjelang tahun 2030 menyongsong bonus demogra

Surat Cinta buat Strafzettel

Surat Cinta buat Strafzettel Berlin, 08/03/18. Smartphoneku tiba-tiba berbunyi bertubi, aplikasi whatsapp mengindikasikan banyak pesan yg masuk. Ntar ajalah bacanya nunggu waktu senggang... Klo bunyi seperti ini biasanya orang rumah lg curhat. Paling sdg kesal sama anaknya dan seperti biasa bapake akan berikan jawaban standar, "sabar ya mi." Tapi kali ini beritanya gak lazim, orang rumah lagi meradang kesal sm petugas penertiban parkir krn mobil hanya parkir sekejap aja utk mengambil barang di dalam toko tp terkena sanksi tilang. Lebih tepatnya merasa mobil hanya berhenti sejenak (S) bukan parkir (P). Petugas gak peduli dan bersikap rada budeg. Yg jelas bagi petugas, mobil berhenti melewati garis kotak parkir walau hanya seperempat badan tapi itu sudah melanggar aturan dan mengganggu pelalulintas lainnya. Orang rumah protes merasa mendapatkan perlakuan yg tidak adil krn sering melihat mobil lain parkir seperti itu tapi gak ditilang apalagi sudah bayar biaya parkir pada mes

Kota Batam: Sebuah Retrospeksi

Image
Kota Batam: Sebuah Retrospeksi Batam, 03/03/18. Batam adalah suatu kota baru yg sedang berkembang dan sangat dinamis. Dahulunya sebagai pulau yg minim penghuni, kini dengan pembangunan yg masif khususnya di bidang industri yg ditandai dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan kepariwisataan, kota Batam menjelma sebagai kota metropolitan baru. Selain posisinya yg strategis hanya selemparan batu dari negara kota Singapore dan exit point terdekat menuju Johor Bahru Malaysia dikenal sebagai kawasan Sijori (Singapore, Johor dan Riau), kota Batam juga merupakan meltingpot berbagai etnis yg mencerminkan keberagamaan Indonesia bahkan dalam kadar tertentu Asia. Sebagai frontliner city, aku rasa sudah pada tempatnya kita membuat standar yg tinggi atas berbagai fasilitas publik yg tersedia di kota Batam. Ibarat sebuah etalase yg terpajang di depan suatu kawasan, maka cantik atau buruknya rupa etalase sangat menentukan persepsi orang terhadap wajah Indonesia secara umum. Sandi

Kemenkumham: Pelaksana Anggaran Terbaik Tahun 2017

Image
Kemenkumham: Pelaksana Anggaran Terbaik Tahun 2017 Batam, 01/03/18. Minggu kemarin Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati (SMI) memperingatkan kepada seluruh satuan kerja (satker) agar pada tahun 2018 dst, tidak lagi sering mengajukan revisi anggaran. Menurut catatan SMI, jumlah revisi daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) TA 2018 terdapat 52.400 dari sekitar 26.000 satker di kementerian atau lembaga yang ada di Indonesia. Banyaknya revisi DIPA diartikan perencanaan anggaran yang tidak matang sehingga pengelolaan keuangan negara berpotensi menjadi tidak efektif dan efisien. Banyaknya revisi juga sebagai sinyalemen pada saat penyusunan anggaran para satker sengaja membuat berbagai kegiatan agar mendapatkan pagu alokasi anggaran yang lebih besar. Apabila kegiatan tsb tidak dapat terlaksana bisa diajukan revisi utk kegiatan yg lain. Terkadang satu satker dapat berulang-ulang melakukan revisi untuk optimalisasi realisasi anggaran. SMI pun mengancam akan memotong anggaran K/L y

Bang Thoyib Plesiran ke Berlin

Image
Bang Thoyib Plesiran ke Berlin Batam, 28/02/18. Pepatah orang tua kita bilang, hujan emas di negeri orang hujan batu di negeri sendiri. Peribahasa ini mentamsilkan wujud kecintaan kita kepada negeri sendiri tanpa prasyarat apapun. Love is blind, kata pakde Shakespeare. Tapi bagaimana kalau di negeri orang maupun di negeri sendiri sama-sama hujan batu? Tentu orang tua kita akan nyolot sambil melotot, "wong ujan emas aja masih tetap lebih enak di negeri sendiri, apalagi di negeri rantau ujan batu. Payah lue tong !!!" Jangan sekali-kali memancing amarah ortu ya bisa naik tensinya ntar. Tapi kalau kalian merasakan udara  -10 °C ini, memang bener akan teramat kangen dengan kampuang nan jauh dimato walaupun sedang hujan batu kawan. Setiap persendian tulang akan terasa nyut-nyutan bila udara sukses lolos menyelinap. Terlebih mereka yg usianya mulai merambat 50 an ditambah dengan asam urat yg cukup ramah membantu menusuk ujung tulang engkel. Aku baru sadar, ortu lebih me