Posts

Showing posts from 2017

Cita-cita tidak Kesampaian, Dunia tak Kiamat Kawan...

Image
Cita-cita tidak Kesampaian, Dunia tak Kiamat Kawan... Berlin (17/11/17). Kita tentunya cukup miris saat membaca berita ketika seorang dokter yg mahligai keluarganya sdg dirundung prahara kalap menarik pelatuk senjata api yg didapatnya entah dari mana hingga meregangnya nyawa sang istri. Kita barangkali sangat takjub ketika seorang advokat bilang ada benjolan sebesar bakpao dijidat kliennya karena benturan benda keras sehingga tidak patut utk dilakukan upaya paksa terhadap tersangka. Kita juga acap kaget ketika politisi sbg kepala daerah cepat amnesia lupa atas janji yg diumbarnya saat kampanye dan tidak merasa risih karena toh sudah terpilih. Kita terpaksa mahfum melihat insinyur membangun gedung tdk sesuai bestek karena menjaga relasi dengan terlibat bancakan projek. Kita kadang mengelus dada ketika pemuka agama berteriak lantang di atas mimbar menyulut kebencian membuat umat terbelah terbakar. Itu adalah sekelumit peristiwa yg memaksa kita membelalakkan mata dan mengerenyi

Keterbatasan Bukanlah Penghalang

Image
Keterbatasan Bukanlah Penghalang *Tribute buat adinda FauqiaTambunan (Halle, Rabu 08/11/2017). Diawal bulan Nopember 2017, tiba-tiba kami menerima email dari seorang WNI yg memohon kiranya dapat diberikan pelayanan penggantian paspor secara khusus karena kesehatannya kurang memungkinkan untuk datang ke Berlin dengan melampirkan surat keterangan dari dokter. Di dalam isi surat elektroniknya pengirim atas nama Fauqia Tambunan menjelaskan bahwa Izin Tinggal nya di Jerman akan expired dan masa berlaku paspornya juga semakin dekat berakhir. Untuk mendapatkan perpanjangan Izin Tinggal selama 2 tahun ke depan, Auslandebehörde (Imigrasi Jerman-pen) mensyaratkan harus memperpanjang masa berlaku paspornya terlebih dahulu. Surat keterangan dokter dengan bahasa medis berbahasa Jerman terpaksa harus diterjemahkan dengan bantuan mr google, menjelaskan bahwa pemohon paspor tsb merupakan penyandang disabilitas yg didiagnosa mengalami Tetraparese. Aku memperhatikan secara seksama isi su

Pencak Silat Turnier

Image
09/04/2017 Pencak Silat Turnier (Berlin 9/4). Pencak silat tdk hanya sekedar olah raga bela diri tapi juga mengandung unsur seni gerak dan tari. Keanggunan dan ketangguhan berpadu menjadi suguhan yg sangat atraktif dan mempesona. Padepokan pencak silat di Berlin yg dikenal dgn Sigepi (silat gerak pilihan) scr rutin menyelenggarakan turnamen atau dlm bahasa Jerman disebut Turnier, yg diikuti tdk hanya oleh warga Indonesia yg bermukim di Jerman tetapi malah sebagian besar pesertanya adal ah warga Jerman yg sudah menekuni olah raga seni ini puluhan tahun. Kecintaaan warga asing akan pencak silat sungguh membanggakan sekaligus mengharukan. Bangga warisan budaya bangsa juga dicintai bangsa asing namun prihatin olah raga ini kurang begitu berkembang di tanah air. Anak muda kita lebih suka ikut latihan bela diri yg berasal dari negara lain. Mudah2an dengan rutinnya turnamen pencak silat di negara lain spt Jerman bahkan di Eropa menjadikan pencak silat lebih popular dan kelak dpt

Willkomensparty PPI

Image
09/04/2017 Willkomensparty PPI (story of my life staying abroad) Halle (09/04). Setelah menghadiri dan mensupport acara turnamen pencak silat yg diadakan perguruan Sigepi, sekitar pukul 12.30 cet kami bertolak ke kota Halle. Sebuah kota di sebelah barat daya kota Berlin dengan jarak tempuh sekitar 2 jam kendaraan darat. Kehadiran kami (Atase Imigrasi dan staf) atas undangan ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Halle. Ini merupakan kali kedua kami menghadiri acara Willkomensparty di kota Halle. Acara party ini (jgn dibayangkan party yg aneh" ya 😊 ) merupakan acara rutin tahunan yg diadakan umumnya oleh setiap PPI cabang di Jerman. Nomenklatur PPI cabang mencerminkan ibukota dari suatu Negara Bagian di Jerman. Jerman adalah negara federasi yg terdiri dari 16 negara bagian (bundesland). Acara Willkomensparty merupakan acara utk menyambut kedatangan calon mahasiswa baru di Jerman yg akan memasuki masa study pre university atau dlm bahasa Jermannya disebut

Risma, Bukan Sekedar Giman

Image
10/04/2017 Risma, Bukan Sekedar Giman (story of my life staying abroad) Berlin (9/4). Pulang dari kota Halle dan tiba di Berlin sekitar pukul 19.00 cet, kami menghadiri jamuan malam malam KBRI dengan walikota Surabaya ibu Tri Rismaharini. Acara ini sudah dijadwalkan beberapa hari sebelumnya. Tentu kesempatan utk bertemu dgn walikota yg fenomenal ini tidak akan sy skipped walaupun acara di Halle berakhir pkl 17.30 cet. Dengan sedikit memaksa pak Syarif yg mengendarai kendaraan utk ngebut dijalanan (padahal disepanjang jalan tol cukup banyak kamera pengintai kecepatan laju kendaraan) alhamdulillah pk 19.10 cet sampai juga ditujuan, restoran Turki yg terkenal di Berlin. Btw, wlpn ada 'kamera pengintai', pak Syarif cukup lihai menghindar dari jepretan sang mat kodak jalanan. Tips nya menghapal letak kamera yg ditempatkan di jalan tol. Bila saat mendekati kamera namun tidak sempat mengurangi kecepatan kendaraan, segeralah berlindung dibalik kendaraan yg ada di depa

Menikmati Kemewahan yang Sederhana

Image
13/04/2017 Menikmati Kemewahan yang Sederhana  (story of my life staying abroad) Berlin (11/04). Kali ini sy mau cerita jalan kaki di Berlin guys (ketularan kalimat opening nge vlog anakku)... Setiap pagi saya suka jalan kaki ke kantor dari rumah di jl Lindenstraße, yang berada di kawasan tengah kota atau disebut Mitte menuju kantor di jl Lehterstraße Berlin. Lokasi kantor tidak begitu jauh dari stasiun kereta utama (Hauptbahnhof) seperti stasiun Gambir Jakarta. Kalau berjalan santai waktu tempuh dari rumah sekitar 1 jam dan jalan sedikit cepat 45 menit nyampenya. Judulnya memang sedikit provokatif teman, kok jalan kaki dibilang mewah sihhh.. Mungkin bagi yang lain biasa aja namun bagi saya yang udah puluhan tahun tinggal dan kerja di ibu kota Jakarta sangat berharga sekali, menikmati suasana segarnya udara pagi berjalan menyusuri trotoar dengan fasilitas yang istimewa. Mewah karena infrastruktur yang disediakan sangat nyaman dan sederhana