Menikmati Kemewahan yang Sederhana









13/04/2017
Menikmati Kemewahan yang Sederhana 
(story of my life staying abroad)


Berlin (11/04). Kali ini sy mau cerita jalan kaki di Berlin guys (ketularan kalimat opening nge vlog anakku)... Setiap pagi saya suka jalan kaki ke kantor dari rumah di jl Lindenstraße, yang berada di kawasan tengah kota atau disebut Mitte menuju kantor di jl Lehterstraße Berlin.
Lokasi kantor tidak begitu jauh dari stasiun kereta utama (Hauptbahnhof) seperti stasiun Gambir Jakarta. Kalau berjalan santai waktu tempuh dari rumah sekitar 1 jam dan jalan sedikit cepat 45 menit nyampenya.
Judulnya memang sedikit provokatif teman, kok jalan kaki dibilang mewah sihhh.. Mungkin bagi yang lain biasa aja namun bagi saya yang udah puluhan tahun tinggal dan kerja di ibu kota Jakarta sangat berharga sekali, menikmati suasana segarnya udara pagi berjalan menyusuri trotoar dengan fasilitas yang istimewa.
Mewah karena infrastruktur yang disediakan sangat nyaman dan sederhana sebagai pejalan kaki tentu hanya modal dengkul aja untuk menikmatinya. Rasanya sulit sekali ditemukan di tanah air. Selain itu bisa cuci mata melihat cewek bule yang cantik“…psst jangan bilang“ ya.
Lindenstraße – Rudi Dutschke Straße
Keluar dari rumah menuju jalan Rudi Dutschke Straße hingga Checkpoint Charlie terlihat cukup banyak passerby berjalan pergi ke tempat kerja dan para turis yang lewat.
Cara berjalan orang Jerman sangat cepat,.Aku sering kalah cepat jalannya bahkan dibanding dengan ibu“ yang keliatannya sudah over seket (50 tahunan ke atas). Bukan karena mereka buru“ tapi begitulah kebiasaannya. Disamping posturnya lebih tinggi, ayunan kakinya lebih cepat dan panjang.
Ketika berjalan, apakah ada pedagang kaki lima di sini? Kalian pasti nebak gak boleh, kan di negara maju harus tertib dan clear pavement nya. Ah gak juga. Setidaknya ada 4 café yang menaruh kursi dan meja di trotoar untuk pelanggannya. Ada café lokalan dan café waralaba internasional.
Walau mempersempit trotoar tetapi tetap memberikan ruang jalan yang cukup bagi pejalan kaki. Trotoar dapat diokupasi oleh pedagang sepanjang telah mendapatkan ijin dari pemerintah kota (Burgeramt) dengan kompensasi membayar retribusi kepada Kas Daerah (Landeshauptkasse).
Friedrichstraße - Zimmerstraße
Belok ke kiri memasuki Zimmerstraße dipinggir trotoar tergantung panjang pipa berwarna pink berdiameter sekitar 10 cm. Ujung pipa menuju suatu area pekerjaan konstruksi pembangunan gedung bertingkat (Baustellen) dan tumpukan material yang kelihatannya menutupi trotoar.
Saluran pipa yang tingginya kira” 2,5 meter tersebut adalah saluran air yang dipasang sementara untuk menyalurkan air yang disedot dari dalam tanah Baustellen.
Setiap kali ada pekerjaan proyek bangunan selalu dipasang saluran pipa untuk menyedot air karena kontur tanah mempunyai kandungan air yg tinggi sehingga kalau digali untuk membuat pondasi konstruksi akan terendam air.
Pertanyaannya kok pipanya berwarna pink ya…catchy bingits …pinky pipe. Tanya punya tanya, warna tersebut merupakan trade mark pipa suatu perusahaan untuk membedakannya dengan pipa yang sama milik perusahaan lain. Hmmm…pemilik pipa ini gaul banget ya.
Kalau begini kita harus menyeberang dong…eits gak perlu khawatir kawan karena pekerja konstruksi sudah menyiapkan lorong jalan beratap dan berlantai papan dipinggir jalan seperti terowongan melintasi proyek pembangunan tersebut. Jalan aja terus ,,,kamu adalah raja jalanan kawan.
Setelah keluar dari mulut lorong terlihat dipinggir jalan barisan mobil kuno peninggalan jaman Jerman Timur yang disebut Trabi. Ukuran mobil ini cukup kecil seperti mobil yang biasa dikendarai Mr. Bean.
Mobil Trabi sebagai objek wisata walaupun sudah tua masih bisa berjalan dan dapat disewa keliling kota Berlin dengan rute yang sudah ditentukan pemiliknya. Biasanya wisatawan berombongan seperti parade saat naik Trabi dan harus disetir sendiri.
Wilhelmstraße
Sampai perapatan belok kanan ketemu jalan Wilhelmstraße diseberang kiri terdapat gedung Kementerian Keuangan (Bundesministerium der Finanzen). Saat berjalan ditrotoar ini sering kali ada pengendara sepeda yang mendahului saya berjalan.
Apakah boleh mengendari sepeda di trotoar? Ternyata ini merupakan suatu pelanggaran teman, jalur sepeda sudah disediakan dipinggir jalan. Terdapat marka jalan yang memisahkannya dengan marka kendaraan roda 4 tetapi masih ada aja pesepeda yang naik trotoar. Sama seperti motor di Jakarta yang suka naik trotoar.
Kalau diketahui polisi, pesepeda bisa kena tilang (Bußgeld) sebesar € 15 sd € 20, tapi ada juga polisi yang baik hati yang hanya memberikan peringatan. Biasanya yang mengawasi pesepeda adalah polisi yang juga mengendarai sepeda. Jika terpaksa harus menaiki trotoar, pesepeda agar tidak melanggar hukum harus turun dari sepeda dan menggiringnya.
Selain berjalan kaki, naik sepeda juga cukup nyaman di Berlin karena Pemerintah menyediakan jalur khusus bagi pesepeda di jalan raya dan jalur lain untuk menghindari jalan raya melalui taman“ kota. Di dalam google map sudah tersedia fitur rute sepeda sebagaimana rute bagi pejalan kaki dan kendaraan bermotor.
Cukup tekan current position dan destinasi tujuan. Pesepeda cukup banyak di Berlin walaupun tidak sebanyak di Amsterdam. Kalau summer, sy suka naik sepeda tapi kalau winter atau menjelang spring rasanya menderita banget...
Angin kencang menusuk tulang dan oksigen di udara agak tipis sehingga cepat lelah. Maklumlah sudah kepala 4 dan termasuk generasi yang kurang minum susu dimasa kecil…he…he…
Satu hal yang menarik melihat pesepeda, para remaja yang berdandan rapi dan good looking gak merasa canggung, malu atau minder naik sepeda walaupun sepedanya sederhana seperti sepeda onthel jadoel.
Kayaknya gadis remaja di Indonesia disuruh pakai sepeda ke sekolah atau ke kantor merasa gengsi kali ya. Pola hidup sederhana sudah tidak menjadi way of life masyarakat kita.
Lanjut berjalan kaki. Di seberang gedung Bundesministerium der Finanzen terdapat zebra cross untuk menyeberang jalan. Hal yang menarik dengan zebra cross adalah privelege bagi penggunanya.
Bagi mereka yang gagal jadi model catwalk, rambu jalan ini bisa digunakan untuk menyalurkan hobbynya. Kenapa….karena pejalan kaki di zebra cross wajib didahulukan untuk menyeberang walaupun tidak ada lampu lalu lintas.
Begitu kaki diinjakkan di ujung zebra cross maka semua kendaraan baik roda 2 hingga roda banyak akan berhenti mendadak. Otomatis langsung stop!!!.
Mereka akan menunggu pejalan kaki lewat. 
Maka mulailah berjalan dengan anggun sambil senyam senyum dengan jalan menyilang seperti kucing (catwalk) dan banyak pasang mata pengendara memandang mulai dari garis hitam putih diujung kiri hingga ujung kanan atau sebaliknya.

Atau kamu juga bisa berjalan kaki melintasinya bergaya seperti group band The Beatles di Abbey Road London. Sekali lagi…pejalan kaki adalah raja. Semua pengendara akan menghormati kamu sebagai pejalan kaki.
Di sisi luar trotoar jalan ini terpampang sebuah papan informasi (Infobrett) yang di dalamnya terdapat 8 (delapan) layar monitor seukuran 24 inchi.
Di atas atapnya terdapat huruf berukuran besar bertuliskan 1914-2014 I Eine Zeitreise yang artinya perjalanan waktu 1914-2014. Menceritakan kilas sejarah negara Jerman sejak jaman:
- Perang Dunia I (Erster Weltkrieg)

- Republik Weimar (Weimarer Republik)
- Sosial nasionalis dan Perang Dunia II (Nationalsozialismus und Zweiter Weltkrieg)
- Era setelah PD II (Nachkriegsjahre)
- Republik Federal Jerman (Bundesrepublik Deutschland)
- Republik Demokrasi Jerman (Deutsche Demokratische Republik)
- Revolusi Damai (Friedliche Revolution) dan
- Bersatunya Kembali Jerman (Wiedervereinigtes Deutschland).
Cerita dalam bentuk narasi ditambah tayangan video sangat menguatkan informasi suatu peristiwa. Perjalanan sejarah suatu bangsa sudah umum diketahui dan dapat dibaca melalui mesin pencari.
Namun suatu hal yang patut direnungkan, sejarah panjang kehidupan negara ditaruh di papan informasi pinggir jalan yang selalu on dan bersuara dan tersedia narasinya.
Di balik papan informasi tidak ada gedung pemerintahan atau lembaga negara yang memang relevan untuk memberikan suatu informasi resmi. Sangat menarik menyuguhkannya di ruang publik sehingga terkesan membumi dan tidak dogmatis.
Pahit getirnya perjalanan bangsa menjadi hikmah pembelajaran guna terwujudnya rekonsiliasi nasional yg memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa (forgive but not forgotten).
Melewati perapatan bang jo (istilah wong Solo menyebut lampu jalan abang ijo/merah hijau) kita akan ketemu Mall of Berlin (MOB). MOB merupakan mal yang paling gede di Berlin.
Menyusuri pelataran trotoarnya terkadang terjadi penyempitan jalan karena ada truk yang sedang bongkar muat barang. Barang yang dibongkar atau dimuat dapat diletakkan di belakang truk atau di sisi luar dan dalam trotoar sepanjang tidak menghalangi pejalan kaki untuk lewat. Kendaraan harus melakukan bongkar muat di zona drop off/on atau disebut dalam bahasa Jerman Lade Zone.
Kendaraan lain yang tidak bongkar muat tetapi parkir di Lade Zone merupakan pelanggaran lalu lintas. Tidak hanya ditilang tapi kendaraannya akan dipindahkan secara paksa atas perintah polisi (Polizei) dengan menggunakan truk derek, diangkat naik ke atas badan truk (digendong bukan ditarik) dipindahkan ke tempat parkir yang semestinya oleh ADAC (bukan AADC ya)…singkatan dari (Algemeiner Deutscher Automobil Club).
Kalau sudah digerek, siap-siaplah mengeluarkan uang yang tidak sedikit. Sipelanggar harus membayar denda tilang, biaya kerek, biaya parkir, biaya administrasi dengan total sekitar € 250. Jangan sekali-kali parkir sembarangan di Jerman!!!
Setelah MOB, melintasi perapatan dan beberapa puluh meter setelahnya terlihat sekolah dasar anakku (Grundschule am Brandenburger Tor). Bentuk bangunannya sekilas bukan seperti sekolahan yang berdiri sejajar dan berdempetan dengan deretan gedung lainnya.
Tidak ada plang sekolah, tidak ada bendera, tidak ada anak atau guru yang berpakaian seragam, tidak ada penjaga sekolah di pintu utama atau dipagar. Di Jerman jarang sekali suatu institusi pegawai maupun pejabatnya mengenakan pakaian seragam.
Mereka lebih suka berpakaian casual. Mungkin trauma dengan kehidupan fasis masa lalu yang serba seragam. Kita tahu gedung tersebut adalah sekolah kalau mendekat dan terlihat tulisan kecil nama sekolah.
Umumnya bangunan di Jerman tidak ada billboard atau papan nama berukuran besar sebagai penanda penghuni bangunan. Halaman bermain dan olah raga berada di belakang sekolah.
Gedungnya bertingkat 7 lantai dan untuk menaikinya anak murid harus menggunakan tangga. Lift hanya boleh dipergunakan oleh guru saja. Awalnya anakku ngos-ngosan naik tangga tapi sekarang sudah biasa.
Kalau bel sudah berbunyi, orang tua yang mengantar anak harus keluar dari sekolah. Tidak boleh nongkrong di dalam selama menunggu anaknya belajar. Bisa jadi ajang tempat ngerumpi deh…
Ayo kita lanjutkan langkah kaki lagi. Di depan kelihatan ada halte bus (Bushaltestelle) yg dindingnya berbahan kaca transparan. Desain halte di Berlin umumnya sederhana dan simpel. Gak kebayang deh kalau halte berdindingkan kaca di Indonesia, setiap hari ada aja kaca yg pecah...he...he..
Pada dinding halte terdapat papan informasi yg menjelaskan berbagai lokasi tujuan, rute yg dilalui dan nomor tranportasi publik yg dapat dinaiki penumpang. Tiket kendaraan umum sudah terintegrasi yg dapat dipergunakan untuk berbagai moda transportasi. Cukup dengan membeli satu tiket, kita dapat keliling Berlin sesuai jenis tiket dan area keberlakuannya.
Sebelum mencapai halte, berdiri berjajar dalam jarak kurang lebih 150 meter beberapa tiang lampu listrik di tepi trotoar. Pangkal tiang listrik tidak tertancap ke tanah tapi ke dalam kotak beton yg berukuran sekitar 1 meter persegi di atas trotoar. Supaya tidak goyah, pangkal tiang diikat dengan skrup besi disetiap sisinya. Ikatan tiang listrik yg seperti ini kayaknya dipasang setelah dibangunnya trotoar.
Berdirinya tiang lampu listrik spt ini setidaknya bermakna 2 hal yg kontradiktif. Pertama, ternyata ada juga ya infrastruktur yg tidak terencanakan sebelumnya saat pembangunan pavement yaitu infrastruktur listrik dan yang kedua, kalau sudah terlanjur tidak terpasang, tidak perlu membongkar dan menggali lantai trotoar.
Cukup membuat box beton dan tancapkan spt tiang bendera berdiri tegak. Tentunya dengan ikatan pondasi dan skrup yg kuat. Efektif dan efisien ya penanganannya. Gak perlu proyek baru gali lubang n tutup lubang saluran spt di kota negeriku. Atau mmg hobby nya kali ya suka gali menggali n tutup menutup...he..he..spt lagu bang haji Rhoma, Gali 5x lobang....
Ayo lanjut,,jangan kelamaan ngobrol ntar bisa terlambat sampai kantor....Sekarang kita sampai di lampu perapatan jalan berikutnya (Ampel). Diseberang jalan terdapat gedung kedutaan Inggris yang menyatu dengan deretan gedung lainnya. Setelah melewati zebra cross kita bisa menyusuri pelataran gedung kedutaan tanpa hambatan.
Pesepeda juga dapat berlalu lalang di jalan melintasi gedung tersebut. Namun untuk kendaraan roda 4 tidak bisa lewat sembarangan karena ada tiang -tiang besar seukuran pinggang berjarak satu sama lain kira" 1,5 meter yang ditancapkan ditengah jalan raya. 2 (dua) tiang di tengah dapat naik turun secara otomatis dengan menggunakan remote control.
Tiang diturunkan hingga rata dengan permukaan jalan jika ada kendaraan yang keluar atau mau masuk gedung atau berada di depan gedung dan dinaikkan kembali untuk menghalangi kendaraan yang unauthorized. So secure...!!!
Menyusuri gedung tepat di tengah pintu gerbang berdiri siaga security guard yang selalu siaga dengan mata awasnya. Tapi santai aja, lanjut terus berjalan hingga bertemu simpang empat yang jalanannya juga dipasang tiang" pengaman.
Kemudian belok kiri dan sekarang kita berada di pelataran Hotel Adlon Kempinski. Hotel berbintang 5 yang sangat terkenal di Berlin karena selalu menjadi tempat menginapnya para kepala negara asing termasuk kepala negara kita bila berkunjung ke Jerman.
Bentuk luar hotel kurang lebih sama dengan bangunan lainnya tetapi pada bagian dalam gedung desain interiornya bercorak mediteranean yang elegan. KBRI Berlin pernah mengadakan resepsi diplomatik di hotel ini. setelah melewati hotel terlihat dengan gagah gerbang kota Berlin yang dinamakan Brandenburger Tor.
Landmark of Berlin
Brandenburger Tor merupakan land mark kota Berlin berarsitektur neoklasik yang dibangun tahun 1788-1791 oleh Carl Gotthard Langhans. Oleh Friedrich Wilhelm II, gate ini dipandang sebagai simbol perdamaian dan menjadi saksi sejarah penyatuan kembali negara Jerman barat dan Jerman Timur pada tanggal 03 Oktober 1990.
Di atas gerbang terdapat patung yang disebut Quadriga seperti kereta kencana yang ditumpangi oleh dewi Victoria (dewi kemenangan Romawi) menghadap ke timur.
Quadriga pernah dibawa Napoleon ke Paris dan dikembalikan ke Berlin setelah kekalahannya dari kerajaan Prusia. Saat ini Brandenburger Tor menjadi titik kumpul warga Berlin seperti halnya bundaran HI di Jakarta.
Disebelah kiri gate terdapat gedung kedutaan besar Amerika Serikat dan disebelah kanan gate gedung kedutaan besar Perancis. Keberadaan kedutaan 3 negara besar yang berdekatan (Inggris, Amerika dan Perancis) mencerminkan aliansi 3 negara sekutu saat perang dunia kedua yang berada di pihak Jerman Barat saat itu. Di depan jalan gedung kedutaan tersebut juga terdapat tiang" barikade penghalang kendaraan yang masuk dan keluar gedung.
Melewati gate, satu blok ke utara terdapat gedung parlemen (Reichstag) tempat anggota parlemen (Bundestag) bersidang. Gedung parlemen ini dibangun tahun 1884-1994 yang arsitekturnya dirancang oleh Paul Wallot pada masa Kaisar Wilhem I.
Pada gerbang masuk gedung utama terdapat tulisan Dem deutschen Volke (kepada rakyat Jerman) yang merupakan simbol hadiah kekaisaran Jerman terhadap rakyatnya.Halaman gedung parlemen sangat luas ditanami rumput hijau dan beberapa ruas jalan setapak berbatu untuk melintasinya.
Jalan kaki kita berlanjut melewati halaman Reichstag menuju gedung sebelahnya yaitu gedung tempat anggota parlemen berkantor. Gedung tempat anggota parlemen bersidang dan gedung tempat anggota parlemen berkantor merupakan 2 bangunan yang terpisah. Gedung kantor parlemen berarsitektur minimalis kekinian bukan seperti Reichstag yang bergaya neorenaissance.
Tidak ada pagar seperti gedung parlemen kita di Senayan. Di halamannya terdapat bangku tempat duduk dari kayu dan box beton berjejer juga batangan-batangan besi yang melingkar sebagai tempat parkir sepeda dan menambatkan kunci sepeda.
Suatu pemandangan biasa anggota parlemen berjalan kaki, naik sepeda atau naik bus ke kantor sehingga tidak banyak kendaraan yang parkir di sekitar gedung parlemen. Diseberang gedung parlemen terdapat gedung kantor kanselir Jerman (Bundeskanzler Amt) yang saat ini dijabat oleh Frau Angela Merkel dan disebelahnya terdapat Kedutaan Swiss.
Kita tinggalkan gedung parlemen, sekarang menuju jembatan penyeberangan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki dan pesepeda melintasi sungai Spree. Sebelum mencapai sungai, kita melewati taman Spreebogenpark sekitar 200 meter dan diujung jembatan tibalah di stasiun kereta besar (Hauptbahnhof) Berlin.
Wuihhh..cukup lumayan jauh juga ya..gak terasa hampir 45 menit berjalan dan kini memasuki stasiun kereta. Kalau haus bisa beli minuman di minimarket Hauptbahnhof atau kalau kebelet pipis bisa ke toilet..hushh kok ngomong kebelet sihhh..gak sopan. Ntar dulu..
Kalau anda jalan kaki di Eropa terlebih pada musim dingin atau spring, adalah hal yg lumrah sering pengen buang air kecil. Udara yg dingin membuat kita cepat haus karena penguapan sehingga harus sering minum untuk menghindari dehidrasi. Namun kalau sering minum, membuat kita sering buang air kecil terlebih kalau jalan kaki di tempat yg terbuka.
Oke lah kalau begitu, dari pada ngompol di jalan, kalau gak kuat lebih baik ke toilet dulu..tapi harus punya coin 1 € untuk masuk ke toilet. Mahal banget ya..sekitar Rp 14.500,-..sekedar buang hajat. 2 tahun yll tarif masuknya masih 50 cent..sekarang sdh naik 2 kali lipat. Kalau teman" jalan ke Eropa jangan anggap enteng dengan uang coin.
Uang ini masih cukup bermanfaat utk berbagai transaksi bayar seperti naik bus, beli minuman, tips dan ke toilet. Tidak seperti coin rupiah yg nilainya hanya dapat utk membeli permen aja.
Setelah memasukkan coin ke dalam vending machine maka keluarlah strook bayar dan pintu batangan dapat diputar masuk.

Silakan salurkan yg tersumbat tapi strooknya jangan dibuang ya karena dapat digunakan sebagai voucher untuk membeli makanan ringan tetapi tidak bisa diuangkan..
Kalau sudah lepas hajatnya..kita lanjutkan perjalanan menuju pintu keluar Hauptbahnhof. Sedikit cerita tentang Hauptbahnhof Berlin. Bangunan ini sangat futuristik dan modern. Dinding dan atapnya berlapiskan kaca" yg disambungkan dengan plat baja.
Strukturnya berdiri kokoh dari tiang" besi baja dan tidak ada getaran yg terasa atau terdengar walaupun banyak berseliweran kereta api di atas rel yg lantainya bertingkat"..
Untuk menulis cerita tentang arsitektur dan konstruksi bangunan stasiun ini, sebaiknya dibantu oleh arsitek atau insinyur supaya gak salah memberikan informasi.
Saya lebih lancar bercerita tentang bagaimana caranya masuk dan keluar dari toilet Hauptbahnhof...he...he...

Di menara gedung stasiun kereta terdapat simbol huruf berukuran besar bertuliskan DB yang merupakan simbol perusahaan kereta api Jerman Deutsche Bahn, (PT KAI nya Jerman).
Keluar dari stasiun kereta, sampai di Ampel (lampu lalu lintas), kita menyeberang menuju taman ....yg dikelilingi oleh tembok besar berwarna merah. Dahulu di dalam tembok ini terdapat bangunan penjara dan kini sudah diratakan menjadi taman yang bernama Taman Sejarah Penjara Moabit (Geschichtspark Zellengefängnis Moabit).
Menyusuri taman hingga pintu keluar belok kanan sampailah di trotoar jalan Lehter straße di distrik Moabit..nah kira" 300 meter berjalan ketemu dehh kantor tempatku bekerja.
Well...lumayan pegel juga ya tapi menyenangkan. Terima kasih sudah menemani sy berjalan ditengah dinginnya udara pagi. Sy mau kerja dulu. Sampai ketemu dengan cerita topik lainnya...cusss

















Comments

Popular posts from this blog

Selayang Pandang Dunia Pendidikan di Jerman

Kompromi dengan Minat Anak

Menggugat (umat) Tuhan