Kota Radja in Milano
15/04/2017
Kota Radja in Milano
(Story of my life staying abroad)
Milano (14/04). "Jumat dan Senin ini libur daddy...jangan banyak alasan kita harus liburan!!!", seru 3 pasang mata melotot tertuju kepadaku. "Oke, I give up. Pengennya kemana??", jawabku. "Gak jauh kok..kami pilih destinasi yg paling murah di luar Jerman," jawabnya.
Hmmm...apa ada yg murah di Eropa, gumamku. Tapi karena aku kalah suara akhirnya mengangguk. "Oke...Kalian mau kemana?, tanyaku. Kami pengen ke Milan. Kenapa Milan ???...ya paling murah dari semua destinasi yg sdh dibrowsing..grh...
Ya udah..akhirnya malam ini kami sampai di Milan. Mailand kata orang Jerman dan Milano kata orang yg punya kota ini.
Dari bandara Malpensa kami meluncur dgn taxi ke hotel Panizza..tarif taxi nya per kilometer klo dihitung2 lebih mahal dibanding Berlin. Dan sampailah di sebuah hotel yg cukup tua.
Liftnya jadoel, sempit dan kelihatan rangkanya naik turun. Gak perlu hotel bagus kataku krn kita lebih banyak habiskan waktu di luar ruangan. Hotel hanya sekedar utk rehat, bukan tempat berleha" spt di Indonesia...oke daddy.
Saat check in anakku nanya, "do you know the nearest restorant around here?. Segera mengeluarkan selembar map, resepsionis menunjuk dan lingkari sebuah lokasi dgn pulpennya. "Ini ada restoran Italia, masakannya enak hanya berjarak 200 mtr dari sini," ujarnya.
"Apakah ada restoran china di dekat sini?", tanyaku. Gak nendang klo hanya diganjal pizza atau spagetti malam begini. Bisa gak bobok ntar. "Gak ada, " kata resepsionis. Oke deh, grazie signore.
Selepas sholat maghrib, kamipun beranjak mencari restoran yg dituju..perut udah melintir. Keliatan nun disana resto Italia. Rasa penasaran masih ada. "Yok kita muter2 dulu. Masak sih gak ada resto Asia disekitar sini, " ujarku.
Berjalan tanpa arah, terlihat diujung jalan suatu gedung yg jendelanya tertulis aksara china..nah ini dia..resto china..yg penting kita ketemu nasi. Kami mendekat dan mencari pintu masuk resto. Di sisi kiri kanan pintu terdapat ornamen dan tulisan kanji china tapi di atas pintu tertulis dg huruf latin. Kota Radja. Ya...Kota Radja.
Masuk ke resto dgn rasa penasaran dan tanda tanya. Kok namanya Kota Radja..sebuah nama kota di Propinsi Aceh tp resto china. Ah..sudahlah. yg penting kita makan.
Sambil melihat2 daftar menu,,,pengen tahu apakah ini masakan china atau Indonesia. Ya karena resto china tentu saja masakan china. Tapi ada menu nasi goreng dan sate.
Singkat cerita, sesudah makan sy iseng nanya kpd pelayan. "Can I ask you something. What does it mean 'Kota Radja'? Lalu ia menjawab. "Kota Radja means the emperor city, signore."
Berarti sama aja dong artinya dengan bahasa Indonesia, cetusku.
"In my country there is a city named "Kota Radja. I think the name of this restorant is originally from Indonesia," sergahku. "Im not sure, signore. Let me ask to my superior. I just know, this restorant has been opening since 35 years, " jawabnya.
Kemudian datang seorang pria menghampiriku, "Excuse me sir. I heard you asked about the name of this restorant. Actually the owner of this restorant originally comes from Netherland but he is a chinese descent. I don't know exactly why he named this restorant "Kota Radja. May be he has ever been there."
Ya sudahlah..rasa penasaranku sedikit terjawab. Apapun alasannya..Sy ucapkan terima kasih sama sang owner sdh memilih nama restorannya dgn nama Indonesia, walaupun sedikit masygul krn tidak ada karyawannya orang Indonesia.
Mungkin dia pernah jatuh cinta dgn gadis yg berasal dari Kota Radja tapi bertepuk sebelah tangan (jadi ingat lagu 'Pupus' by Dewa 19) alias cintanya ditolak dan akhirnya patah hati.
Untuk melupakan sang gadis pujaan, ia pun pergi jauh berkelana. Gunung tinggi dilalui, lautpun diseberangi, dia tak peduli....(loh kok mirip lirik lagu 'berkelana' bang haji Rhoma nihh)... hingga ia pun stranded disuatu kota yg bernama Milano...ocehan orang yg lagi ngantuk.
Comments
Post a Comment