Bintang Bolliwood di Taman Brassic Napus

07/05/2017
Bintang Bollywood di Taman Brassic Napus



Karlsruhe (6/5). Ingatanku tiba-tiba terlempar ke masa kecil dulu saat melihat padang bunga kemuning memikat hati di Ausfahrt Autobahn menuju kota Karlsruhe. Dulu setiap kamis sore aku selalu duduk bersimpuh takjim di depan tv 24" berbox kayu, menonton film India tayangan negeri jiran bersama teman2 anak tetangga.
Siaran TV nasional saat itu hanya TVRI yg tayangannya monoton dengan langgam bahasa yg baku dan formal seperti guru PMP ku (Pendidikan Moral Pancasila). Sungguh beruntung kami yg tinggal di kota Dumai Riau dekat dengan negara tetangga yg ada variasi tontonan mendapatkan bocoran frekwensi dari RTM (Radio Television Malaysia).
Selain film barat, film India di Kamis sore adalah waktu yg ditunggu2. Walau suaranya kresek-kresek dan gambarnya kerap goyang tidak jadi penghalang. Justru goyang pinggul artis India dan suaranya yg lengking mendayu semakin eksotis diringi goyangnya gambar tayangan.
Namun bilamana goyangan gambar lebih dominan mengalahkan dinamika goyangan pinggul maka aku sdh harus mahfum utk segera bergegas keluar rumah menuju sudut pagar melaksanakan tugas mulia sbg juru putar antena TV yg non bersertifikasi.
Tiang antena yg tingginya sekitar 10 meter dan berdiameter sepaha kaki kecilku terasa ringan karena sudah terbiasa sbg tugas rutin anak lelaki mencari frekwensi antara TVRI dan RTM. Memutar antena tidak hanya menguatkan otot bisep tapi juga engkel pergelangan tanganku.
"Sudah bloomm, " teriakku. Dan yg nonton di dalam rumah akan berteriak serentak spt koor seriosa. "Bloommmm dikit lagi, putar kanan. Dikit aja, jangan terlalu banyak ..ya….ya.. lagi. ..hoooppp." Seperti bus ANS berhenti mendadak ngangkut penumpang di pinggir jalan.
Putaran tiang harus cepat ditahan agar tidak berputar arah kembali dan kepalapun segera mendongak ke atas guna mengingat posisi jari-jari antena yg pas. Jika dilepas dan tiang masih berputar scr bebas maka aku mengambil potongan kayu sbg pengganjal diantara tiang antena dan batang pagar penyangga.
Kembalikan antena ke posisi yg pas tadi dengan menancapkan kayu pengganjal. Jika sdh yakin tidak berputar, akupun tak sabar kembali duduk bersila pengen saksikan Hema Malini yg tersedu sedan terbawa rasa bimbang yg tak berkesudahan.
Selain suka dgn lagunya yg mendayu, film India yg ditunggu juga menyuguhkan pemandangan yg indah jika bintangnya bernyanyi sendu merayu.
Entah bagaimana caranya, tiba-tiba mereka berada di taman yg luas dan indah. Bertaburan kembang beraneka warna dan rupa. Beberapa pohon yg tinggi dan rindang, batangnya siap dipeluk dan tempat sembunyi saat main petak umpet dgn pujaan jiwa.
Tapi itulah film India, setting adegan drama yg menguras air mata dan emosi jiwa. Kisah hidup dibalut suguhan kegetiran yg mendera dgn klimaks lantunan irama lagu merangkai suasana. Tiba saat reffrain pelakon secara ajaib sdh berada di taman ria.
Ketika mencari tempat persinggahan di Autobahn (jalan tol-pen) menuju kota Karlsruhe, aku meminta berhenti sejenak di padang bunga Raps yg berwarna kuning menyala sejauh lepas mata memandang.
Ini moment yg tidak setiap masa menghampiri. Bunga Raps akan mulai kembang berbunga diawal musim semi. Benihnya ditanam diakhir musim dingin setelah bulan Februari pergi.
Aku gak peduli walaupun ada yg keberatan utk berhenti. Bagiku, mengabadikan momen musim frühling (musim tanam) juga mengabadikan satu fragment hidup dimasa kecil bersama dgn film India kesukaan hati.
Jagoannya yg tak pernah kalah berkelahi didampingi kekasih berambut panjang mengenakan sari dan tentunya pandai menari dan bernyanyi.
Ku melangkah hati-hati masuk ke dalam ladang bunga. Menyusup disela-sela barisan tanaman hindari tersenggolnya dahan dan daun bunga. Ambil posisi seperti gaya Shashi Kapoor meluncurkan lagu rayuan gombal pulau kelapa. Ready ..roll....set..action...jepreett!!!
Kisah Bunga Raps
Bunga Raps adalah bunga yg sangat popular di benua Eropa karena hampir semua negara menanamnya. Bunga yg nama latinnya Brassic Napus adalah family Brassicaceae.
Selain sebagai pakan ternak, biji bunga Raps mengandung minyak kanola sekitar 40-45%w/w. Minyak kanola digunakan untuk menggoreng, campuran sayur (minyak sayur), dan pembuatan margarin. Dengan komposisi ini minyak Raps merupakan salah satu minyak pangan dengan nilai gizi terbaik.
Minyak Raps (rapa dalam bahasa Indonesia) juga sebagai bahan baku biodisel yang terbaharukan. Harga minyak rapa sekarang meningkat akibat pemanfaatan sebagai bahan bakar.
Penggunaan lain minyak rapa adalah sebagai campuran oli/pelumas, lak, cat, lilin, farmasetika, emulgator, campuran plastik, tensida, dan sabun. (sumber wikipedia).
Mungkin kalian pernah dengar oli pelumas merk R*psöl. Kata teman sy bahan utama oli tersebut berasal dari kandungan minyak biji bunga Raps.
Waw...ternyata selain bunga Raps ini sangat indah juga sangat banyak manfaatnya ya. Aku sedikit berspekulasi, mendengar berita terkini adanya resistensi Uni Eropa menghalangi masuknya minyak sawit (palm oil) Indonesia ke benua biru ini.
Mungkin karena mereka masih punya sumber nabati andalan yg menurutnya tidak kalah dgn minyak sawit yaitu bunga Raps. Budi daya bunga Raps tidak membutuhkan lahan yg luas yg dikhawatirkan bisa merusak hutan dan ekosistemnya. Ramah lingkungan dan merupakan tanaman palawija yg singkat usia tanamnya.
Namun keandalan bunga raps tidak seberapa jika dibandingkan dengan minyak sawit. Aku pernah dengar seorang pakar sawit bilang; 1 (satu) hektar tanaman kelapa sawit menghasilkan minyak nabati setara berkali hektar tanaman bunga raps. Bayangkan...lebih efisien mana?
https://gapki.id/news/1690/keunggulan-komparatif-kelapa-sawit-sebagai-minyak-nabati-dunia.
Bahkan minyak sawit dapat mengatasi gizi buruk dan stunting yang menghantui tumbuh kembang anak khususnya di negara berkembang seperti Indonesia.
https://m.bisnis.com/amp/read/20190307/99/897155/konsumsi-minyak-sawit-bisa-jadi-solusi-masalah-gizi-buruk
Aku suka bertanya dalam hati, uni eropa melarang masuknya minyak sawit, murni karena pertimbangan lingkungan atau persaingan bisnis dalam upaya melindungi petani bunga raps nya? Biarlah para ahli yang menjawabnya. Aku cukup mengagumi keindahan dan harum aromanya. Ibarat kontes miss universe, bunga ini merupakan perpaduan antara 3 unsur penilaian dewan juri yaitu Beauty, Brain and Behave (B3). Macam betooollll ajee...
Masih pengen begaya, ku panggil anakku dan mamanya foto bertiga. Indahnya bunga Raps mari kita abadikan bersama. Seraya mensyukuri nikmat, karunia serta keagungan ciptaanNya.





Comments

Popular posts from this blog

Selayang Pandang Dunia Pendidikan di Jerman

Kompromi dengan Minat Anak

Menggugat (umat) Tuhan