Sungai Peradaban
29/10/2017
Sungai Peradaban
Bila kita belajar sejarah peradaban dunia, umumnya selalu terkonsentrasi disepanjang belahan sungai yg menjadi sumber kehidupan dan pusat budaya jaman. Bahkan kisah para nabi dan umatnya pun tidak lepas dari aliran sungai membawa pembawa pesan juru selamat.
Seperti kisah nabi Musa yg ketika baru lahir ditaruh di atas perahu kecil menyusuri sungai Nil yg diabadikan dalam Alquran surah Thaaha [20]: 39 berbunyi, ''Letakkan ia (Musa) di dalam peti, kemudian hanyutkanlah ia ke sungai (Nil), maka pasti sungai itu akan membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Firaun) musuh-Ku dan musuhnya. Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku, dan supaya kamu diasuh dibawah pengawasan-Ku.''
Umat Hindu di India sangat memuliakan sungai Gangga yg dianggap suci yg diyakini sebagai titisan Tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi. Membasuh diri dengan menggunakan air Sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa. Bantaran Sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah.
Sungai juga menjadi tempat perayaan suka cita warga yg bentuk dan tujuan perayaannya dapat berubah2 seiring bergantinya kekuasaan politik dan pemerintahan disekitarnya. Seperti Festival Pacu Jalur (perahu-pen) sekitar tanggal 23-26 Agustus, di Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, Riau.
Pada awalnya, pacu jalur diselenggarakan untuk memperingati hari besar Islam dimulai abad ke 17. Pada masa penjajahan Belanda pacu jalur diadakan untuk memeriahkan perayaan adat, kenduri rakyat dan memperingati hari kelahiran ratu Belanda Wihelmina tanggal 31 Agustus.
Seiring perkembangan zaman, pacu jalur diadakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Bahkan dlm peristiwa prahara politik dan revolusi kekuasaan yg berlanjut dgn tragedi kemanusiaan suatu negeri dapat ditandai dengan peristiwa memerahnya warna air sungai diiringi melintas terapungnya bangkai korban anak manusia yg bertikai.
Warna Sungai Berubah
Warna air sungai yg memerah dapat juga menggambarkan terjadinya suatu peristiwa tidak bijaknya perlakuan manusia terhadap lingkungan.
Aku mencoba merangkum beberapa berita peristiwa memerahnya sungai akibat perilaku buruk tsb seperti sungai Panjang di Kampung Merbau Berdarah Binjai Jaya Perak Malaysia. Penduduknya menangkap ikan di sungai dan mencari hasil rotan di hutan menambat sampannya pada batang pohon merbau yg torehannya mengeluarkan getah seperti darah pekat dan mengalir menitis hingga ke sungai.
Sungai Bah Bolon Pematang Siantar Sumatera Utara tiba2 berubah warna menjadi merah. Ditemukan zat pewarna kain dan bahan pembuatan batu paving block di sekitar drainase yg berbahaya untuk kehidupan makhluk sungai (07 Agustus 2017).
Sungai Daldykan di Rusia berubah warna merah terang pada Selasa 6 September 2016 diduga karena limbah industri dari suatu pabrik metalurgi. Sungai Beirut (Nahr Bayrut) di Lebanon pertengahan Februari 2012 berubah warna merah darah setelah aliran cairan tak dikenal mengalir dari tepian selatan Sungai Furn al-Shubbak. Air merah mengalir ke Laut Mediterania.
Sungai Yangtze di China tiba-tiba berubah merah serupa warna jus tomat. Penduduk Kota Chongqing menjumpai pada Kamis 6 September 2012 lalu air berwarna merah terang di sepanjang sungai.
Beranda Rumah
Maju tidaknya peradaban suatu bangsa juga dapat dilihat bagaimana suatu bangsa memperlakukan sungai dalam konstalasi tata ruang kotanya. Beranda gedung bangunan disepanjang pinggir sungai juga dpt mengindikasikan sikap dan perilaku warga memandang arti sungai dalam hidup kesehariannya dan bagaimana sikap administrasi suatu pemerintahan.
Beranda rumah yg menghadap ke arah sungai dapat dipandang suatu sikap memuliakan sungai sebagai sumber inspirasi kehidupan. Mata lepas memandang riak air sungai, perahu dan penumpang melintas hilir mudik, naik turun kendaraan air. Sebaliknya penumpang dapat melihat beranda rumah warga melambai tangan bertegur sapa ramah dengan teman, handai taulan dan kerabatnya.
Relasi sosial bisa terbangun lebih hangat dgn fasilitas format bangunan yg condong ke arah sungai. Jarang kita dengar pengendara perahu bertengkar hebat akibat tabrakan atau senggolan body perahu hingga penyok dan harus ke bengkel ketok magic. Cukup diselesaikan dengan senyuman dan lambaian tangan.
Sebagai cerminan wajah suatu rumah memaksa penghuninya mendandan rapi, indah dan resik karena tampilan beranda merepresentasikan kepribadian dan status sosial penghuninya. Perahu yg lajunya cukup perlahan memberikan waktu dan kesempatan lebih bagi penumpang menyisir pandangan matanya dengan seksama ke setiap sudut penjuru rumah yg dilintasinya.
Situasi beranda menghadap sungai ini akhirnya menjadi pusat kegiatan ekonomi warga seperti terciptanya pasar terapung untuk sarana jual beli yang terletak di atas perairan, misalnya sungai atau danau. Para penjual dan pembeli masing-masing berada di atas perahu-perahu.
Komunitas Sungai
Di Indonesia terdapat bbrp pasar terapung spt di Kalimantan yaitu Pasar Terapung Lok Baintan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Berjarak sekitar 30 menit dengan menggunakan transportasi sungai dari kota Banjarmasin menyusuri sungai Martapura.
Kemudian Pasar Terapung Sungai Kuin atau Pasar Terapung Sungai Barito berada di atas sungai Barito Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para pedagang dan pembeli menggunakan jukung, sebutan perahu dalam bahasa Banjar. Pasar ini mulai setelah salat Subuh sampai selepas pukul tujuh pagi.
Di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara terdapat pasar terapung di Desa Pulau Sembilan, Kecamatan Pangkalan Susu, yang berdekatan dengan perbatasan Provinsi Aceh. Diresmikan pada tanggal 9 Februari 2009. Pasar ini dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga ikan kerapu yang kini sedang merosot di pasaran.
Di Thailand juga terdapat sebuah pasar terapung yang bernama The Damnoen Saduak Floating Market atau Pasar Terapung Damnoen Saduak di Provinsi Ratchaburi. Berjarak sekitar 110 km sebelah barat kota Bangkok.
Selain pasar terapung, kehidupan ekonomi yg tumbuh dari peradaban berbasis kehidupan budaya di sekitar sungai dan kanal yg terkenal seantero jagat adalah Venesia, Italia.
Kanal besar terusan merupakan salah satu koridor lalu lintas air utama di Venesia. Transportasi umum dilayani oleh bus air (bahasa Italia: vaporetti; bahasa Venesia: vaporeti) dan taxi air. Namun banyak wisatawan menjelajahi kanal dengan menggunakan gondola.
Kanal bermula dari laguna di dekat stasiun kereta api Venezia Santa Lucia dan berakhir di cekungan San Marco. Tepi kanal dihiasi oleh ratusan bangunan yang sebagian besar berasal dari abad ke-13 hingga 18 bergaya Bizantium, Gothik, Renaisans dan Baroque menunjukkan kekayaan dan seni di Republik Venesia.
Bangsa yg memperlakukan sungai dalam menunjang tata ruang kotanya bisa disebutkan salah satunya Jerman. Di tengah kota Berlin Jerman terdapat sungai yg bersih dan indah yg bernama sungai Spree. Sungai ini melewati negara bagian Saxony, Brandenburg dan Berlin di Jerman hingga ke Republik Ceko, percabangan Sungai Havel, kemudian mengalir ke Elbe dan ke Laut Utara.
Terdapat suatu keunikan di sungai Spree, yg mana pada suatu area sungai di depan gedung serba guna Arena Berlin terdapat suatu kolam renang yang ada di atas sungai. Kolam renang ini bernama Badeschiff (kapal untuk mandi) berkonsep beach bar. Masyarakat umum dapat menikmati fasilitas kolam renang ini.
Kita juga bisa menyusuri sungai spree dengan menaiki kapal ferri. Disepanjang alur sungai, tour guide akan menceritakan berbagai bangunan yg dilalui kapal ferri tsb. Yg membuatku surprise ternyata berbagai bangunan utama yg diceritakan mencerminkan puncak2 peradaban dan pusat utama kota Berlin seperti gedung parlemen (reichstag), gereja Berliner Dom, stasiun utama kota (Hauptbahnhof), istana kanselir dan Presiden (schloss Bellevue), museum Bode, istana Charlottenburg.
Konsep penataan sungai lebih untuk menciptakan sungai sebagai objek wisata bahari bagi turis menyusuri kota namun minim pemanfaatannya dalam menunjang aktivitas ekonomi warga disekitar sungai seperti halnya pasar terapung. Konsep penataan sungai besar spt sungai Spree umumnya hampir sama di negara2 lain di Eropa.
Pilih Mana
Melihat berbagai model penataan sungai di berbagai negara tsb, aku kadang bertanya dalam hati bagaimanakah konsep penataan sungai2 besar di Indonesia khususnya Jakarta ke depan ya. Gubernur terdahulu (BTP) telah berupaya membersihkan sungai Ciliwung yg melintasi kota Jakarta. Dengan membentuk petugas kebersihan dengan istilah pasukan orange kelihatannya sdh terasa ada progress bersihnya kali dari tumpukan sampah. Bila kebersihan kali semakin membaik oleh gubernur yg baru, setelah itu bagaimana penataan sungai selanjutnya?
Apakah kita mau membangun sungai Ciliwung berkonsep sungai modern seperti sungai spree atau konsep sungai sbg ruang interaksi komunal baru seperti pasar terapung atau kanal Venecia atau kombinasi keduanya.
Hal ini juga berkenaan dgn pengelolaan sungai di kota besar lainnya di Indonesia. Kita melihat belum adanya keseriusan pemerintah maupun kesadaran warga utk memelihara dan membangun sungai dan kawasan disekitar sungai sebagai pusat ekonomi dan peradaban serta simbol derap kemajuan pembangunan. Sungai masih kita pandang berada di luar beranda belakang rumah sbg wadah besar utk menampung pembuangan hajat dan sampah.
Sungai mulai menarik perhatian kita menjelang turunnya hujan agar saluran air tdk tersumbat ke dan dari sungai menuju muara. Para birokrat sibuk turun ke lapangan berkendaraan perahu karet lengkap dgn seragam layaknya life guard dan tak lupa membawa media massa. Bantuan utk korban banjir melimpah dan pamorpun semakin popular. Begitu berita rutin tahunan dimusim penghujan.
Selama kita masih membelakangi keberadaan sungai di dalam rumah maka selama itu juga sungai menjadi beban alam dan tidak memberikan kontribusi apa2 bagi kehidupan kita. Semakin kita tidak peduli dgn keberadaan sungai maka sungaipun bersikap yg sama dan pada suatu saat akan membalas perlakuan anak manusia secara kejam.
Kisah meluapnya Sungai Merah di Vietnam Utara menyebabkan banjir parah yang diperkirakan menewaskan sekitar 100.000 orang pada 1 Agustus 1971 dapat diambil sebagai pelajaran. Banjir itu disebut menjadi salah satu bencana paling mematikan pada abad ini. Tak hanya menewaskan ribuan orang, banjir juga menenggelamkan pertanian tanaman pangan terlebih bencana terjadi pada masa perang.
Mudah2an sungai kita dimasa depan tdk hanya terkenal akan lagunya saja seperti Bengawan Solo yg mengalun merdu sampai jauh ke berbagai penjuru dunia namun juga terkenal karena kehidupan dan peradaban sungainya yg memang menarik orang utk datang berkunjung.
Comments
Post a Comment