Hidup Sehat Anak Jaman

22/09/2017
Hidup Sehat Anak Jaman

Apakah pertumbuhan ekonomi negara kita menurun. Apakah pembangunan SDM stagnan. Mungkin bagi sebagian orang yg berseberangan dgn pemerintah akan mengatakan demikian, dibarengi dengan berbagai teori kebenarannya.

Tapi malam ini aku tidak mau berteori utk mematahkan bahwa anggapan tsb tidaklah benar. Hari ini aku dikejutkan dengan kedatangan 300 lebih pelari maraton dari Indonesia "ngeruduk" KBRI. Mereka dijamu Dubes dlm rangka persiapan lomba lari BMW Berlin Marathon ke 44.

Mengapa terkejut?
Iya..dalam kurun waktu 3 tahun telah terjadi lonjakan peserta berkali lipat. Menurut sesepuh Indonesian runner di Berlin (pak Wido), pada tahun 2014 hanya ada 30 peserta dari Indonesia. Tahun 2015 sebanyak 80 an. Tahun 2016 meningkat pesertanya menjadi 150 dan tahun ini saudara2..naik 100 % !!!

Kalian bayangkan, 300 an orang ini akan memadati track lari di kota Berlin. Eksistensi negara Indonesia, terlepas apakah nantinya akan ada yg menang atau tidak, semakin diperhitungkan. Secara iseng aku bilang sama runner tsb, dengan banyaknya peserta, kita semestinya dapat mendesak panitia utk memberikan privelege bagi pelari Indonesia. Misalnya dengan memberikan fasilitas paket lebih murah utk transportasi, akomodasi dan konsumsi ke Jerman.

Tapi the strong pointnya bukan disitu kawan. Terdapat rombongan anak muda dan para eksekutif muda yg trendy dan bergaya sporty. Mereka inilah yg disebut generasi milenial yg merupakan rangkaian awal bonus demografi bangsa kita. Mereka pekerja profesional yg kosmopolitan namun sadar artinya hidup sehat dan mengelola ritme kehidupan yg seimbang.

Aku melihat optimisme masa depan bangsa di wajah mereka. Energi besar bangsa ini tercermin diseri raut wajahnya. Sudah saatnya kita move on bersanding dan bertanding di berbagai event manca negara dari pada duduk nobar sambil mendengkur meratapi kisah pilu masa lalu.

Loh ..apa urusannya dengan nobar...sampeyan ini ngawur...






Comments

Popular posts from this blog

Selayang Pandang Dunia Pendidikan di Jerman

Kompromi dengan Minat Anak

Menggugat (umat) Tuhan