Tanda Peringatan

02/11/2017
Tanda Peringatan

Ada yg selalu menarik perhatian mataku kalau sdg buang air di toilet publik di Jerman. Setelah hajat selesai dan akan keluar dari ruang urinoir menuju tempat wastafel, pandangan selalu tertumbuk pada suatu kotak yg ukurannya lebih besar dari kotak Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Tertulis di sisi depannya kata 'Kondome' atau kondom.
Kita semua tentu sudah tahu apa itu kondom sbg alat pelindung bagi laki-laki ketika berhubungan dgn lawan jenisnya. Kondom diciptakan oleh produsennya tanpa tahu atau tidak mau tahu apakah hubungan intercourse itu haram atau halal. Dia hanya menciptakan alat untuk dijual selanjutnya terserah anda. Anda puas kami bangga. Mungkin begitu mottonya.
Di bawah tulisan kotak tsb tertera keterangan bahwa harganya per pack sebesar 4 € dan untuk membelinya dapat memasukkan uang koin ke vending machine sebesar 50 cent, 1 € dan 2 € hingga hitungannya berjumlah 4 €. Lalu pilih model sesuai selera. Apakah dengan vibrator disekujur ring atau setengahnya dan berbagai corak, ukuran dan warna pilihan utk menambah fantasi.
Tidak ada batasan umur yg bisa membeli karena mesin tsb tdk punya sensor mata yg bisa bedain tinggi badan atau kerut jidat seseorang. Mesin hanya bisa bedain guratan angka koin, menambahkan dan mengurangkannya hingga mencapai angka 4 €. Bahkan kalau ada perempuan yg iseng masuk ke toilet laki-laki dan memasukkan koin secukupnya maka produkpun tetap keluar dengan semestinya.
Cukup mudah dan gampang membelinya dan selanjutnya terserah anda. Apakah mau digunakan sendiri, mau diberikan sbg oleh-oleh buat ultah teman atau menjadi barang koleksi, We don't care..yg penting dengan kehadiran mesin penyedia jasa utk penyalur kenikmatan ini akan membuat siapapun pemakainya terhindar dari penyakit kelamin bahkan dari virus HIV yg mematikan. Mungkin begitu filosofinya.
Penyakit AIDS dari virus HIV memang menjadi momok yg menakutkan di dunia kesehatan hingga saat ini krn belum ada vaksin ampuhnya. Para praktisi di bidang medis berpikiran lebih baik mencegah daripada mengobati. Karena upaya terapi akan sia-sia sebelum ditemukan panacea memberantas penyakit tsb.
Bagi pemuka agama, keberadaan mesin tsb mungkin akan dilaknat karena dituding mempromosikan praktek sex bebas di masyarakat. Perilaku buruk yg dilarang oleh agama apapun. Penyakit maut yg menyerang fungsi kekebalan tubuh diciptakan Tuhan sbg peringatan kepada umat manusia utk menghindari perbuatan yg tdk senonoh. Kembalilah kepada ajaran agamamu agar terhindar dari penyakit akut tsb.
Di satu sisi ajaran agama memberikan petunjuk yg tidak sulit utk menghindari penyakit tsb tetapi pertanyaannya adalah bagaimana kalau umatnya suatu ketika karena hasrat yg meluap yg membuat akal sehatnya hilang dan imannya runtuh, khilaf (alasan klise para lelaki) akhirnya terlanjur berbuat dan mengidap penyakit tsb. Bertobat mungkin masih sempat namun pulih belum tentu dapat.
Menyesal kemudian tiada berguna perlahan hidup meredup bermuram durja. Menunggu detik ajal datang menjemput sementara sanak saudara serasa tiada sanggup bersahut tuk menyambut. Pengidap menjadi beban keluarga dan beban sosial. Jumlah terbilang bukan satu, dua atau tiga. Bahkan ada yg tertular kepada istri dan anak yg tidak tahu menahu siapa pembawa petaka.
Data UNAIDS mencatat terdapat 36,7 juta pengidap penyakit AIDS di dunia diakhir tahun 2015 dari jumlah itu 1,8 juta adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun. https://www.hiv.gov
Sementara di Indonesia tercatat 690 ribu orang ODHA (Orang dengan HIV dan Aids).

Angkanya cukup tinggi dan menghawatirkan kesehatan publik. Upaya pencegahan dengan meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit ini adalah sangat penting dengan menanamkan nilai-nilai positif perilaku hidup sehat. Demikian selalu dikatakan oleh para pemangku kepentingan yg bertanggung jawab dalam upaya menurunkan prevalensi AIDS.
Seandainya nilai-nilai positif bahkan yg berdimensi religi sudah tertanam dengan baik kepada masyarakat, kadang timbul pertanyaan dalam hatiku masih perlukah kotak mesin tsb ditaruh di ruang publik? Apakah selama ini 36,7 juta manusia yg terinfeksi HIV tsb tidak tahu nilai-nilai positif dan dampak medis akan penyakit tsb.
Aku gak bisa menjawabnya. Pikiran liarku menggagas sebuah ide sebagai bentuk kompromi antara upaya preventif pencegahan penyakit AIDS berdimensi medis dan religius yaitu kotak mesin ajaib itu tetap ada ditaruh di ruang publik namun utk mengingatkan dan mencegah orang berbuat yg tidak semestinya dengan mencantumkan simbol agama atau firman Tuhan dikotak tsb. Orang yg kebelet bisa dibuat sadar setelah membaca firman dan akhirnya mengurungkan niatnya gak jadi membeli kondom. Gagasan ini mungkin absurd dan konyol ya..
Kawanku bilang..okelah orang gak jadi beli gara-gara dicantumkannya pesan agama dalam kotak mesin tsb tapi bisa jadi orang yg sdg kehilangan akal tsb malah nekat tidak pakai sarung pengaman melakukannya. Bisa lebih berbahaya dampaknya. Belum lagi menghadapi produsen kondom yg akan protes karena iklan produknya malah dibatasi penggunaannya dgn pesan agama.
Aku lagi-lagi gak bisa menjawab...perlu uji coba dahulu supaya bisa mengetahui data empiriknya pikirku.
😏





Comments

Popular posts from this blog

Selayang Pandang Dunia Pendidikan di Jerman

Kompromi dengan Minat Anak

Menggugat (umat) Tuhan