Gengsi Dong...
25/10/2017
Gengsi dong...
Ada hal yg menarik ketika melihat keseharian anak-anak remaja Jerman menghabiskan masa liburan mereka. Kalau tidak liburan keluar kota atau luar negeri, mereka suka bekerja paruh waktu utk mendapatkan uang saku. Menjadi pelayan restoran, penjaga toko, tour guide, delivery service, tukang pos, cleaning service dll.
Mereka lakukan dgn suka cita dan ikhlas. Remaja cantik dan ganteng gak gengsi bekerja di bidang unskilled labour malah bangga dan sbg bahan cerita ketika kembali masuk sekolah.
Aku pernah nanya sama mamanya Lisa dan Rani (blasteran Jerman), "tante, anak remajanya bekerja emang disuruh atau dia minta sendiri?", selidikku. "Aku gak maksa kok pak, anakku sendiri yg minta. Dia pengen cari pengalaman kerja dan dapat uang saku," jawab sang mama.
"Apa tante gak kasih uang saku sama anaknya," tanyaku lagi kayak polisi perlindungan anak. "Kasih pak..tapi gak tau mereka pengen punya uang saku lebih dari kerjanya sendiri, "timpal si mama.
"Kalau kerja mereka naik apa tante,?" Intel melayu nanya lagi. "Ya kadang naik kereta atau naik sepeda, "jawab si tante mulai sewot dan dalam hati bergumam, kok bapak ini resek banget sihhhh.
Aku pernah nanya ke Lisa yg cantiknya gak kalah dgn Cinta Laura atau Luna Maya. "Lisa, kamu sudah punya pacar blom," tanyaku. Sambil malu2 Lisa menjawab, aku masih sekolah pak kelas 11 gak boleh pacaran sama mama, "jawabnya rada serius. Tipikal orang Jerman mmg begitu, semua dibawa serius.
"Kalo kamu ke Indonesia, kamu bisa jadi bintang film atau sinetron loh, Lisa. Beneran...," jelasku sok tau. " Apa itu sinetron pak?" tanya Lisa. Duhh susah juga ya menjelaskannya apa itu sinetron karena orang Jermam itu gak suka cerita yg melankolis, rada kaku dan gak sentimentil. Polos apa adanya. "Ya seperti cerita film Indialah..."oo gitu ya pak," jawab Lisa masih rada bingung.
"Kamu gak gengsi kerja jadi pelayan restoran Lisa? Di Indonesia, remaja sebayamu apalagi rupanya cantik, biasanya mereka suka nongkrong di mall, berpakaian rapi, modis dan trendi. Klo liburan suka sibuk bershopping ria, pakai smartphone terbaru dan posting foto-foto selfie" jelasku.
"Apa itu artinya gengsi pak?" kali ini Lisa bingung karena belum pernah dengar kata gengsi. Aku minta temanku yg sdh jago berbahasa Jerman utk mencari padanan kata gengsi. Temanku bingung, gak tau. Dia nanya ke temannya yg lain yg juga jago bahasa deutsch. Juga bingung gak tahu. Apakah tidak ada padanan kata gengsi dalam bahasa Jerman ya..??? Gengsi itu sama dengan schande (malu) kayaknya pak...bukan schande, beda..sergah yg lain. Mereka malah berdebat sendiri...Ah..biar ini jadi PR bagi mereka.
Mendengar kata malu, Lisa langsung menyela, "Kenapa mesti malu pak..malah aku malu klo di rumah aja atau nongkrong kesana kemari selama liburan. Gak ada gunanya. Mending kerja dan dapat duit," katanya lugas.
Aku jadi teringat di masa remajaku. Dulu ada istilah cewek pantat berasap (maaf rada gak sopan)..iya mmg demikian istilahnya. Kenapa disebut begitu. Karena jaman itu lambang kemakmuran seorang anak remaja adalah klo dia bawa sepeda motor pergi ke sekolah, nongkrong dan keluyuran.
Cowok tipe borju begini mudah banget dapat cewek. Dalam sekejap dgn rayuan gombal, cewek sudah nangkring di jok belakang motornya. Begitu motor berjalan maka keluarlah asap dari knalpot yg diatasnya ada pacar sipengendara motor. Klo kamu cowok pejalan kaki atau naik sepeda jangan harap mampu bersaing dgn cowok tsb. Mending nonton film India sambil menangis tersedu2 meratapi nasib sialmu.
Klo cewek ini diantar kembali kerumahnya dgn motor maka ortunya segera menyambut kedatangan anak gadisnya dan dengan ramah menawarkan kpd cowok anaknya utk mampir dulu. Jangan buru2 pulang karena akan disuguhkan minuman dan kue mueh yg lezat beraneka rupa.
Terima kasih ya nak, sudah bawa neng jalan2, muter kota. Salam sama mamanya. Jangan kapok loh main ke rumah tante. Oiya ini ada sedikit bekal makanan buat dibawa pulang...(lebay banget ya ceritaku).
Begitu juga anak cewek. Jangan harap anak remaja tsb bakalan mau naik sepeda pergi ke sekolah. Apalagi naik sepeda onthel. Bisa jatuh tuh dignity dan status sosial si cewek. Mending naik angkot atau nebeng naik motor temannya drpd naik sepeda. Apalagi jalan kaki dan keliatan teman2nya di trotoar jalan...duhh gengsi dong.
Aku menawarkan anakku utk kerja spt anak2 Jerman saat liburan. Mereka bilang, "Boleh aja daddy tapi jangan di tempat yg banyak orang Indonesianya ya, " jawabnya. Aku rada bingung maksudnya anakku.
Comments
Post a Comment