Manusia Angka 7
24/09/2017
Manusia Angka 7
Angka 7 adalah angka keramat. Setidaknya itu menurut pendapatku pribadi. Sebagai buktinya; Tuhan menciptakan langit hingga ke lapisan ke 7. Hambanya yg kerja keras banting tulang akan mulai berhenti setelah kekayaannya dapat diwariskan hingga 7 turunan.
Waktu sekolah dulu, ponten 7 adalah angka kesayanganku. Ya..aku yg kepinterannya sekedar cukupan di kelas akan merasa bahagia jika dapat nilai yg diatas sedikit lebih tinggi dari angka passing grade (nilai 6).
Kalau dapat nilai di atas 7, aku sedikit gak pede karena secara batiniah terjadi perang untuk mempertanggungjawabkan kejujuran akademik. Bahasa lain dari kata 'nyontek'..he..he..
Dengan kisaran nilai rata" 7 maka aku akan menjadi siswa kebanyakan. Gak pinter" amat juga gak termasuk golongan paria di dunia pendidikan. Menjadi orang kebanyakan mmg rada menyenangkan karena tidak menjadi pusat perhatian para guru. Kalau kita pintar atau terlalu pintar maka akan menjadi hot spot. Dikagumi para pelajar putri. Tidak susahlah cari gebetan. Dari dandanan rambut gak boleh gondrong karena tidak mencerminkan pelajar yg baik. Berpakaian seragam yg rapi. Ujung baju harus dimasukkan dan lengan yg gak boleh dilipat. Itu tidak mencerminkan sikap pelajar teladan, begitu kata guruku.
Tapi kalau punya kesalahan misalnya datang telat atau terlambat mengembalikan buku pinjaman perpustakaan ada sikap permisif dari lingkungan sekitar. Gak apa apalah..kan dia anak pinter.
Sebaliknya kalau nilai kita rata2 di bawah 7 juga akan menjadi pusat perhatian. Para guru akan melihat tingkah laku kita. Kalau anak ini sudah nilainya jelek tapi berandalan...hmmm belagu amaattt...dia akan jadi tempat sumpah serapah. Pena merah akan menari2 di rapor sekolah.
Jangankan didekati, dilirik pelajar cewek aja kagak golongan ini. Cukup berat kalo mau saingan rebutan cewek dgn anak yg nilainya cukup apalagi yg pinter. Dikasihani dan diberikan contekan aja sdh sangat bersyukur mereka.
Biasanya guru ketika memberikan suatu materi pelajaran baru akan mengujinya kepada siswa yg pintar kemudian kepada siswa yg dibawah rata". Kalau kedua segmen ini bisa menerimanya maka proses belajar mengajar dipandang telah berjalan lancar. Pemilik nilai cukupan (angka 7) selalu aman, tenang dan damai.
Bagaimana posisi anak angka 7 dalam perebutan perhatian cewek. Nah ini sedikit agak unik. Anak angka 7 cukup mengerti bahwa anak yg pinter dan kutu buku umumnya payah di bidang olah raga dan seni. Mereka sluggish..lamban bergerak. Bukan obesitas tapi terlalu banyak mikir kalo main bola. Suaranya rada fals klo bernyanyi..mikirin chord serta tempo lagu bukannya by feeling. Kalau mau kalahin mereka, anak angka 7 cukup meningkatkan skill kinetik atau passionnya maka anak2 pinter tsb akan gigit jari dan mulai membaca buku teks keras2.
Di dalam silsilah keluargaku, angka 7 juga angka keramat. Angka ini mencerminkan proses reproduksi dari generasi ke generasi. Kakekku dari pihak ayah katanya punya saudara 7 orang. Bapakku punya saudara kandung 7 orang. Ibuku punya saudara kandung 7 orang. Dan aku adalah anak ke 7 dari 8 bersaudara. Coba bayangkan. Pada jaman itu setiap yg beranak 7 dan kemudian tiap" anak punya anak 7 maka tidak salah dalam kurun waktu sejak aku dilahirkan dan kini memasuki abad milenial maka Indonesia memiliki populasi nomor 4 terbesar di dunia.
Konon katanya ini terjadi karena lambatnya tingkat elektrikfikasi di negara kita. Karena listrik masih sering byar pet 3 kali sehari seperti minum obat dan masih banyaknya kampung2 yg tidak dialiri listrik maka pada malam hari aktivitas warga sangat pasif. Duduk di rumah bercengkerama sebentar, ngapain juga ngobrol dikegelapan malam. Ya udahlah bu..bapak ngantuk nih..kita bobok yokk....Akhirnya tiap tahun ibunya anak2 melendungdung peyutnya. Syukurlah saat ini kampung2 sudah semakin merata dialiri listrik. Angka keramat 7 kali reproduksi sudah semakin berkurang.
Tiba-tiba sekelebat mobil sedan lewat melintasi kami dari sebelah kiri jalan (cara lain menginformasikan bahwa kami ini sdg di Eropa lohh he..he..). Mobilnya juga sporty n trendy. Keren tongkrongannya. Kesanku walaupun keren tapi cukup banyak mobil lain sejenis yg berseliweran. Tapi melihat plat nomor kendaraannya rasanya tidak boleh aku lewatkan kesempatan ini. Angka keramat bagiku dan keluarga besarku. Pengen segera mengejar dan melihat pengendaranya seraya berteriak;
Hallo...Ich bin auch das siebte Kind...
Comments
Post a Comment